Tanjungpinang – Pemilihan Wakil Gubernur Kepri, yang diharapakan rampung tahun ini sepertinya butuh perpanjangan waktu dan bisa jadi hingga tahun depan. Sebab, dua nama, yakni Isdianto dan Agus Wibowo, yang sempat diajukan Gubernur Kepri, kabarnya akan ditarik kembali dari meja Panitia Khusus (Pansus) bentukan DPRD Kepri, untuk urusan pemilihan Wakil Gubernur (Wagub) Kepri. Sementara berkas ke dua calon sudah bergulir ke tangan panitia pemilihan (Panlih) yang juga mengurusi hal sama. Alkibatnya, pengisian kursi Wagub Kepri ini menjadi bola panas yang menggelinding ke mana-mana.
Berawal dari protes partai PKB yang merasa tidak pernah membubuhkan tanda tangan persetujuan atas nama Agus Wibowo sebagai calon Wagub Kepri. Protes terhadap Gubernur lalu digugat ke pengadilan PTUN Tanjungpinang. Kabarnya, pengadilan mengabulkan permohonan PKB.
Gayung bersambut, Gubernur Nurdin sepertinya senada dengan PKB. Nurdin pun menyampaikan niatnya untuk menarik kembali dua nama calon Wagub Kepri, yang diusulkan sebelumnya. Alasannya, berkas calon belum lengkap karena dua nama yang diajukan belum mengantongi keputusan tertulis sebagai calon dari pimpinan pusat kelima partai pendukung Sanur (Demokrat, Gerinda, Nasdem, PKB dan PPP), di Pilkada Kepri 2015.
Sebelumnya, penarikan dua calon Wagub Kepri, dicetuskan Ahars Sulaiman, staf Gubernur Kepri. Penarikan disebabkan berkas Agus Wibowo belum lengkap.
Agus, menurut Ahars belum mendapatkan persetujuan dari kelima partai pengusung Sanur ( Sani- Nurdin Basirun), maka setelah ditarik, nama Agus akan dicomot dan diganti dengan calon lalin. Pernyataan Ahars di media massa itu, rupanya membakar amarah partai Demokrat Kepri.
Agus yang disebut Ahars akan terpelanting dari pencalonan Wagub Kepri, tak lain adalah kader Demokrat. Anak pemilik hotel berbintang di Tanjungpinang itu, menjabat Ketua Demokrat Bintan dan Wakil Ketua DPRD di kabupaten itu.
Akhirnya Demokrat bersuara. Melaui Sekretaris Demokrat Kepri Husnizar Hood kemudian balik menyerang Ahars Sulaiman. “Pak Ahars Sulaiman itu adalah staf Gubernur Kepri. Lantas apa kapasitasnya mencampuri soal pemelihan Wagub Kepri ” kritik Husnizar saat menggelar press release, pada (13/9) lalu, di kede kopi Pelaut, Km 8-Tanjungpinang.
Wakil Ketua DPRD Kepri itu, juga menuding Ahars berupaya membenturkan Demokrat dengan empat partai pendukung Sanur lainnya.
“Saya minta Pak Ahar Sulaiman untuk tidak membenturkan Demokrat dengan partai pendukung Sanur lainnya. Kalau ada hal penting dibicarakan panggil kami (partai pengusung) untuk duduk satu meja. Tak perlu buat stagment yang justru membuat kegaduhan,” tegas Husnizar, dengan nada geram.
Seperti diketahui, satu tahun lebih jabatan Wakil Gubernur Kepri, lowong. Meski terus berproses, namun belum ada kepastian kursi orang nomor dua di Provinsi Kepri itu, akan terisi tahun ini.
Sebelumnya jabatan itu ditempati Nurdin Basirun, yang kini menjabat Gubernur Kepri. Mantan Bupati Karimun, itu naik ke singgasana untuk menggantikan posisi Alm. HM. Sani, mantan Gubernur Kepri periode 2016-2021, yang wafat dalam tugas.
Nurdin resmi menjabat Gubernur Kepri, setelah dilantik Presiden Jokowi, pada 25 Mei 2016, di Istana Negara. Sejak itu, jabatan Wagub jadi lowong. Perdebatan alot mulai riuh diruang publik. Tarik menarik kepentingan kontras dimainkan partai pengusung Sanur. Tim pemenangan pun tak mau kecolongan.
Ditengarai perseteruan paling sengit: Soal siapa yang berhak menduduki kursi orang nomor dua di provinsi Kepri itu. Benarkah kabar itu? (gor/ringgo)