oleh

​Swalayan Global Diduga Jual Pampers Kadaluarsa, Anak Balita Alami Gatal-gatal 

Pampers diduga Kadaluarsa yang masih di pajang di Swalayan Global
Pampers diduga Kadaluarsa yang masih di pajang di Swalayan Global

Tanjungpinang-Syafrianto mengaku kecewa berat terhadap Swalayan Global yang menjual barang kadaluarsa kepada konsumen.

Dua anaknya menjadi korban, yang  mengalami gatal-gatal dibagian atas dubur, setelah satu malam memakai pampers yang dibelinya dari Swalayan Global, yang beralamat di KM 7-Jln D.I  Panjaitan, Tanjungpinang.

“Saya tau baru besoknya, setelah anak saya sering garuk-garuk pantat sampai memerah bagian atas duburnya. Saya mikir apa penyebabnya, lalu memeriksa pampers anak. Eh, ternyata sudah kadaluarsa,” ungkap Syafrianto, Sabtu (30/9), di rumahnya, yang hanya berjarak 100 meter dari Swalayan Global.

Pampers merek Oto Baby Pants, itu dibeli Syafrianto, pada Kamis (28/9) sore, sebanyak dua bungkus. Karena tak menyangka kadaluarsa, ia pun tak memeriksa masa berlakunya.

Malamnya, pampers dipakai kedua anaknya saat tidur. Besoknya, kedua anaknya mengalami gatal-gatal.”Saya kasihan melihat Zafirah Balqis, garuk garuk pantat sambil menangis,” katanya menceritakan apa yang dialami salah satu anaknya yang masih berusia 2 tahun itu.

Pampers diduga Kadaluarsa yang masih di pajang di Swalayan Global
Inilah Pampers diduga Kadaluarsa yang masih di pajang di Swalayan Global

Awalnya, ia tak tau apa penyebabnya. Baru setelah mengecek bungkusan pampers, ternyata pampers yang dipakai anaknya itu sudah kadaluarsa.

“Saya yakin penyebab gatal-gatal itu akibat pampers yang kadaluarsa,” ujarnya.

Kecewa bercampur geram, ia pun mendatangi Swalayan Global dengan membawa dua bungkus pampers yang dibeli dari tempat itu. Lalu menceritakan apa yang dialami kedua anaknya itu.

Anehnya, pihak swalayan berkelit, yang mengaku tidak tau kalau ada barang expired di tempat swalayannya itu. Ia pun mengancam akan melaporkan pihak swalayan Global ke polisi.

Akhirnya, pemilik swalayan Global yang diketahui bernama David itu, mengutus Linda dan Ani supervisor dan pengawas) menjenguk anak Syafrianto.

“Mereka datang pukul 12.00 WIB siang, ke rumah. Tapi, saya kecewa karena yang datang itu harusnya pemilik swalayan bukan anak buahnya,” kesalnya.

Menurutnya, pemilik swalayan tidak memilliki etikad baik dan rasa kemanusiaan terutama kepada anak balita. “Dia hanya mau untung saja, dan lari dari tanggungjawab,” tegas Syafrianto.***