oleh

Gadis Cantik Anambas Ini Mampu Membawa Kapal penumpang

Ratih Wulandari Aprianti saat membawa kapal penumpang. (F-Kadeni)

Anambas-Ratih Wulandari Aprianti, gadis kelahiran Midai, 26 April 1998 silam, mampu membawa kapal punumpang dengan rute Tarempa-Palmatak yang berangkat setiap hari mulai Pukul 04:00 Wib dini hari sampai Pukul  09:00 Wib hingga Sore hari mulai Pukul 16:00 Wib sampai Pukul 17:00 Wib,  inilah setiap hari yang di lakukannya apabila saat libur kuliah.

Lahir dari keluarga yang sederhana. Anak dari pasangan Mulyadi (55) dan ibu Dahlia (42) ini patut mendapatkan acung jempol. Disamping dari rutinitas kegiatannya setiap hari, Ratih Wulandari Aprianti adalah gadis yang periang,  senyum dan lemah lembut serta sopan santun kepada kedua orang tuanya juga terhadap teman-temannya.

Awal mula Ratih Wulandari Aprianti bisa membawa kapal tersebut. Diakuinya, dulu semasa SMP selalu membantu ayah sebagai pembawa feri penumpang di Kabupaten Kepulauan Anambas.

Inilah wawancara eksklusif awak media seputarkepri. co.id kepada Ratih Wulandari Aprianti, Senin 17 Desember 2018:

Kenapa anda tidak memilih kerja lain sesuai dengan karakter seorang perempuan?…

“Saya sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) sudah diajarkan ayah dan sampai saat ini selalu membantu ayah disaat pulang sekolah membawa pompong, berkat diajarkan oleh ayah sehingga bisa membawa sendiri tanpa di pandu lagi,” sambil sesekali ia memutar setering pompong yang membawa sekitar dua puluh lima penumpang itu.

Kenapa anda memilih jurusan Teknik Elektro kenapa tidak mengambil di Universitas Pelayaran misalnya?…

“Ya bang, karena orang tua punya penghasilan pas-pasan jadi itu sebabnya saya tidak mau dimanja, yang jelas bisa terjangkau saja lah dangan kemampuan orang tua kita.

Apa motivasi anda kedepannya?…

“Salah satunya motivasi bagi saya jangan karena orang tua tidak mampu kita patah semangat, setidaknya jika saya selesai kuliah nanti saya sudah punya kemampuan berdikari sendiri dan mandiri bisa juga membantu orang tua kelaknya nya nanti.

Editor: Kadeni Razak