Tanjungpinang (KEPRI)-Kepala Kantor Pertolongan dan Pencarian Kota Tanjungpinang, Budi Cahyadi mengatakan Sosialisasi Sistim Deteksi Dini adalah untuk memberikan informasi kepada para operator tentang sistim deteksi dini milik Badan SAR Nasional untuk menjalin kerja sama saling bersinergi dalam mengantisipasi adanya kecelakaan dalam meminimalisasikan korban.
Dikatakannya, sistim deteksi dini adalah lokal user terminal (LUT) dapat memproses signal marabahaya dari radio beacon yang terdeteksi oleh satelit cospas-sarsat (Indonesia Leolut &Meolut) yang bertujuan memberikan informasi distress alert dan memberikan data lokasi.
Dia berharap kepada pengguna angkutan laut dan pekerja dilaut agar secepatnya meregistrasi radio beacon 406 MHZ yang bertujuan mempercepat penanganan, mengetahui tanggal kadaluarsa/expired baterai radio beacon, memastikan radio beacon menggunakan kode Negara Indonesia (525).
Beacon adalah suar pemancar sinyal mara bahaya seperti perangkat elektronik yang diaktifkan pada saat situasi yang mengancam jiwa, agar petugas penyelemat dapat segera menemukan lokasi dan memberikan pertolongan. Alat ini ada tiga tipe yakni EPIRB (Emergency Position Indicating Radio Beacon) ini digunakan di kapal, yang kedua ELT (Emergency Locator Transmitter) ini digunakan di pesawat terbang dan yang terakhir PLB (Personal Locator Beacon) ini digunakan perorangan di lokasi terpencil.
Cara registrasi EPIRB 406 MHz bisa secara manual dan datang ke kantor Badan Pertolongan dan Pencarian Tanjungpinang atau dengan mengajukan surat pengantar registrasi epirb 406 MHz dan mengisi formulir registrasi yakni nama perusahaan, detail data kapal, dan emergency contact, tanpa dipungut biaya sepeserpun,” ujar Budi Cahyadi kepada awak media, Selasa (12/3) di Kantor Badan Pertolongan dan Pencarian Kota Tanjungpinang.
Ditempat yang sama, Kepala KSOP Tanjungpinang, Aprianus Hangky menyampaikan apresiasi apa yg dilakukan Badan SAR Nasional, khususnya Badan Pertolongan dan Pencarian Kota Tanjungpinang. Semoga masyarakat yang menggunanakan jasa laut, untuk dapat memastikan keselamatan pelayaran untuk mengurangi jumlah korban yang muncul. Bahwa beberapa hari yang lalu, respon kita kapal very menuju singapura kandas diperairan kalang batang dan kita melakukan kordinasi dengan Basarnas Tanjungpinang langsung ditangani degan cepat dan tepat.
Tanjungpinang merupakan pelabuhan yang memiliki keluar masuk penumpang yang sangat besar dan peringkat 1 di Provinsi Kepulauan Riau. Untuk menghindari musibah dilaut butuh kordinasi dengan pihak lain. Selanjutnya, bahwa pelabuhan di kepri merupakan pelabuhan yang sangat padat. Setiap ada kejadian meninpa kapal indonesia kita harus secepatnya merespon dan perairan Kepri sangat padat dan tidak pernah berhenti dari lintasan kapal. Karena masyarakat kepri pada umumnya kerja diatas kapal, dan ia berharap agar memperhatikan keselamtan diatas kapal dan bisa diaplikasikan,” tutur Kepala KSOP.
Dalam kegiatan tersebut nampak hadir Kamondan Lantamal IV Tanjungpinang mewakili, Komandan Lanud RHF Tanjungpinang, Komandan Wing Udara I Tanjungpinang, Komandan Lanudal Tanjungpinang mewakili, Komandan Yon Marhanlan IV Tanjungpinang, Kepala KSOP Tanjungpinang, dan Kasubdit penyiapan hubungan komunikasi dan sertifikasi BASARNAS dan sekaligus membuka acara. (Cr)
Editor: 7ringgo