oleh

Carut Marut Proyek Distilasi Air Laut Menjadi Air Tawar di Kabupaten Anambas

Nampak kumuh Salah  Satu Proyek Distilasi Air Laut Menjadi Air Tawar Reverse Osmosis (RO) yang tidak bisa difungsikan (f-kd)

Panyalaman, Anambas (KEPRI)-Proyek Distilasi Air Laut Menjadi Air Tawar  Reverse Osmosis (RO) di Desa Payalaman Kecamatan Palmatak dan Sejumlah Desa di Kabupaten Kepulauan Anambas tidak Berguna dan Bermanfaat.

Pasalnya, proyek pembangunan  Distilasi (penyulingan) air laut Reverse Osmosis (RO) ada tiga yang di bangun sejak Tahun 2011 mengunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan Angaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Anambas Tahun 2011 yang menelan Anggaran lebih kurang 1,7 Miliar Rupiah setiap satu proyek.

Hal ini dibenarkan oleh salah satu Tokoh Masyarakat Desa Panyalaman, Kecamatan Palmatak, Kabupaten Anambas, Kepulauan Riau. Dari hasil Investigasi awak media ini pada Selasa (13/3) lalu, menyusuri salah satu bangunan penyulingan yang ada di Desa Payalaman, bangunan hanya berukuran 6 x 4 meter persegi itu, terlihat dari luar jendela beberapa alat di sudut dalam bangunan tersebut seperti tanki Air, Pompa Air, Ginset/Generator dan Pipa Air semua terlihat kotor dan tidak terawat juga di tumbuhi rumput liar di sekitaran bangunan.

Faktanya pembangunan Destilasi Reverse Omosis (RO) tersebut, ada tiga diantaranya Desa Payalaman, Desa Mengkaitkan dan Desa Teluk Sunting.

Anggaran perawatan dan pengelola Reverse Osmosis (RO) saat ini masih berjalan di dinas PUPR Anambas. Jelas ini di duga ada yang tidak beres, ” dalam kepengurusannya dari awal, tegas salah satu tokoh masyarakat Desa Payalaman yang tidak mau di sebutkan namanya membeberkan kepada awak media beberapa hari yang lalu.

Sampai saat ini menjadi pertanyaan sejumlah masyarakat Desa Payalaman tentang fungsi dan distribusinya, manfaatnya bagi masyarakat, diketahuinya, sejak berdirinya bangunan itu pada tahun 2011 silam penyulingan tersebut tidak pernah beroperasi sama sekali sampai detik ini, sedangkan dana pemeliharaan terus berjalan diduga banyak terjadi mark up anggaran oleh oknum yang tidak bertanggung jawab,” bebernya.

Jika memang proyek Reverse Osmosis (RO) cuma hanya di bangun dan tidak dengan kajian juga sosialisai dulu pengunaannya di tengah masyarakat, untuk apa di bangun hanya menghabiskankan uang negara dan rakyat saja, kita akan terus menerus untuk mencari sampai kita tahu siapa dalang ini semua dan di desa kami ini sudah banyak proyek yang menjadi uji coba pemerintah  dan kontraktor, seperti Pasar Nelayan Desa Payalaman, tegasnya.

Dia berharap agar Reverse Osmosis (RO) di Desa Payalaman ini jika tidak ada tidak lanjut dari pemerintah daerah Kabupaten Anambas, akan melaporkan hal ini supaya di tindak lanjuti dan siap memberi data yang akurat,” ujarnya.

Editor: Kadeni Razak