oleh

Ryan Syahputra Akan Merilis Album Instrumental Gambus di Laman Boenda

Ryan Syahputra

Tanjungpinang,seputarkepri.co.idTidak banyak album instrumental yang dilahirkan di Tanjungpinang. Apalagi di era musik digital saat ini. Kebanyakan musisi atau band lebih menyukai format lagu utuh. Diunggah ke YouTube dan syukur-syukur diterima oleh pendengar.

Ryan Syahputra mencoba keluar dari situ. Era digital bukan sesuatu yang boleh mendikte semangat bermusiknya. Malah disahabati sebagai sebuah sarana berkarya. Tahun ini, dia secara resmi merilis album instrumental gambus keduanya.

Judulnya, Madah. Sudah dipasarkan secara digital di peron musik di gawai.
“Sudah bisa didengar di Spotify, Joox atau Deezer dan juga iTunes,” kata Ryan, kemarin.

Pada album Madah, budak Penyengat ini menyajikan sembilan lagu instrumental dengan ragam tema. Jangan karena instrumen utamanya adalah gambus lantas menuding album ini sebagai instrumental musik daerah. Ryan memanfaatkan bunyi-bunyi digital untuk menambah kaya nuansa komposisi lagunya.

“Saya menawarkan ke pendengar sesuatu yang lain dari gambus, semoga bisa diterima dengan baik,” harapnya.

Walau sudah dirilis secara resmi di kanal-kanal digital, album ini tetap akan diluncurkan secara seremonial. Hajatan ini diprakarsai secara mandiri oleh kawan-kawan sepermainan Ryan, yang merasa album ini tetap perlu dirayakan bersama.

“Saya dan teman-teman ingin menemani Ryan mengantar lagu ini secara langsung kepada para pendengar di Tanjungpinang,” kata Fatih Muftih, inisiator peluncuran album Madah.

Dalam peluncurannya nanti, sambung Fatih, bukan melulu Ryan tampil membawakan instrumental terbarunya. Ada pula banyak penampilan seni dan juga diskusi.

“Terhibur dan tercerdaskan. Begitu kami mengonsep acaranya,” kata Fatih.
Peluncuran album Madah akan dilaksanakan pada Sabtu (30/11) malam mendatang di area Laman Boenda Tepi Laut Tanjunangpinang. Tidak perlu undangan khusus. Siapa pun boleh datang. Siapa pun boleh bergabung.

“Tanpa terkecuali. Mari datang dan ikut merayakan album kedua musisi Tanjungpinang ini. Kalau bukan kita, masa harus warga Pochinki,” katanya seraya tertawa (***)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed