Anambas (KEPRI)-Beberapa pasien RSUD Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas mengeluh Oksigen habis. Sehingga Operasi ditunda harus menunggu suplai dari RSUD Tarempa.
Hal ini dialami oleh salah satu pasien luka bakar yang berada diruang rawat inap anak RSUD Palmatak didampingi orangtuanya mengeluh, mereka di intruksikan dari pihak rumah sakit harus menunggu karena oksigen lagi kosong bang,” ucapnya meneruskan perkataan pihak Rumah Sakit.
Saat ditanya oleh awak media kira kira kapan intruksi dari pihak rumah sakit untuk di lakukan operasi?…
Ibu tersebut menjawab katanya sore pak, kurang tahu jam berapa, namun saya berharap agar segera, karena takut terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan dan ini baru luka bakar jika ada pasien yang kritis harus segera operasi dan harus diselamatkan bagaimana bang, apa harus menunggu,” sebutnya sambil kesal.
Menanggapi hal tersebut, Direktur RSUD Palmatak, Dr. Windra membenarkan kita saat ini lagi kehabisan oksigen, terpaksa kita tunda untuk operasi dari Pasien yang ada. Di akuinya, mesin kita untuk oksigen ada, namun dengan kondisi rusak dan pengangaran APBD sudah tidak kita ajukan untuk perbaikan dan telah kita stop karena setiap kali perbaikan hanya bertahan tiga sampai empat bulan setelah itu rusak kembali jadi percuma hanya membuang buang anggaran 100 sampai 120 juta pertahun untuk perbaikan,” jelas Dr. Windra
saat di temui oleh awak media ini di ruang kerjanya Jum’at (06/03).
Lebih lanjut dia menyampaikan, nah pada RKA untuk tahun anggaran 2020 kita mengajukan anggaran sebesar Rp 2 miliar kepada DPRD untuk pembelian Oksigen baru, namun hasil finalnya di DPA 2020 tidak ada, entah BANGGAR, SKPD atau DPRD tidak setuju saya kurang mengerti yang jelas di coret.
“Sementara saat ini suplai oksigen kebutuhan RSUD Palmatak kita harus ambil di RSUD Tarempa dan itu tidak sertamerta langsung dikirim harus menunggu antrian karena tiga RSUD dan 7 Puskesmas yang ada di Kepulauan Anambas hanya di support oleh satu mesin oksigen yang ada di RSUD Tarempa”, ujarnya.
Hal ini kita maklumi namun jangan sampai keterlambatan ini sehingga menyebabkan terlambatnya pelayanan terutama terhadap pasien untuk operasi saat ini tertunda.
Terakhir dia sampaikan, perlu didudukan bersama beberapa stakeholder untuk mencari kebijakan apa yang strategis untuk di ambil agar pelayanan seperti ini tidak terjadi.
Editor: Kadeni