Tanjungpinang (KEPRI)-Karlen Situmorang adalah warga Perumahan Nusa Indah Jalan Hanjoyo Putro RT 01/RW 04 Bt 9 Kota Tanjungpinang yang mengalami buta total (tunanetra) semenjak 10 tahun silam hingga kini. Namun semangatnya untuk memberikan suport kepada anak-anaknya yang 3 orang putri agar menjadi anak yang mandiri dan patuh kepada orangtua.
Dulunya Pak Karlen Situmorang sebagai tulang punggung yang sehari-harinya bekerja sebagai karyawan swasta di PT Bumi Karya Perkasa yang bergerak dibidang pertambangan.
Tidak membuatnya luntur akan kondisi yang tidak bisa melihat apapun, jiwa semangatnya dan pantang menyerah dalam memperjuangkan 3 orang putrinya hingga bisa menamatkan sekolah sampai sarjana muda sekarang ini si anak sulungnya.
Hal ini semua atas doa dan bantuan dari para dermawan yang mengetuk hati mereka, sedikit demi sedikit akhirnya terkumpul dan bisa digunakan untuk keperluan anak-anak bang,” ungkap Karlen sembari menatap-natap arah pintu tanpa melihat awak media ini.
Beliau menceritakan kondisinya sudah sangat lama tidak bisa melihat apa-apa, kalau sepintas kayak normal. Entah kenapa mata ini sama sekali tidak bisa melihat apa-apa,” bebernya.
Namun untuk memeriksa dan mau berobat agak riskan, karena terhalang akan dana untuk berobat, terpaksa diam dirumah dan sangat mengharapkan bantuan dari pemerintah. Kalau uang sendiri, boro-boro makan aja sudah agak susah bang,” pungkasnya.
Kini istrinya menjadi tulang punggung yang sehari-harinya bekerja hanya dengan jasa cuci baju para tetangga selalu sabar dan tabah untuk melakukan pekerjaan tersebut. Yang hanya berpenghasilan pas-pasan untuk menghidupi para keluarga mereka.
Dia juga mengeluh, dengar-dengar dari istrinya pasca Covid-19, apalagi terkait wabah yang berbahanya ini. Orderan istrinya untuk jasa mencuci baju tetangga saat ini kurang dan tidak bekerja karena tetangga melakukan pembatasan sosial,” bebernya.
Menyikapi hal itu, Ketua DPC NasDem Kecamatan Tanjungpinang Timur yang juga Pengurus Melayu Bersinar Care (MBC) Johan Siringoringo merasa terpanggil dan menempatkan diri untuk mengunjungi keluarga Bapak Karlen.
Dia menceritakan bermula mengalami musibah pada saat mengantar anak sulungnya sekolah, tiba-tiba tanpa disadari terjadi kecelakaan.
“Semula baik- baik aja, namun lama-kelamaan jadi tidak bisa melihat sama sekali hingga saat ini,” kata Johan meneruskan ucapan Bapak Karlen, Senin (13/4).
Johan merasa iba atas penyampaian Bapak Karlen, dan terketuk hatinya untuk saling berbagi satu sama lain, dengan memberikan bantuan berupa uang tunai dan sembako kepada Bapak Karlen.
Dia juga mengatakan, melihat kondisi Bapak Karlen, semoga apa yang diberikan bisa bermanfaat bagi keluarga mereka, berharap pemerintah bisa membantu keluarga ini melalui dinas terkait,” harapnya.
Editor: 7ringgo
