Taput (Sumut)-Hampir dua pekan aksi koboi yang dilakukan oleh oknum Kepala Desa Hutajulu, Dewasa Hutajulu seakan kebal hukum.
Menyikapi hal tersebut Kepolres Tapanuli Utara, AKBP Jonner MH Samosir, S.Ik melalui sambungan WhatsApp kepada awak media menegaskan kasus pemukulan yang dilakukan oleh oknum Kades Hutajulu, akan menjadi atensinya.
Orang nomor satu di Kepolisian Resor (Polres) Tapanuli Utara ini memerintahkan Kapolsek Parmonangan AKP Hinsa Marpaung segera menindaklanjuti kasus pemukulan terhadap Sintong Manalu.
“Mengusut tuntas secara profesional dan transparan sebagai Polisi yang promoter dan menjaga kamtibmas yang aman dan kondusif”, tegas Kapolres AKBP Jonner MH Samosir, dilansir dari media online Sidaknews.com, Minggu (21/6).
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Kepala Desa Hutajulu, Dewasa Manalu dilaporkan oleh warganya, Sintong Manalu (korban) ke polisi, terkait dugaan kasus penganiayaan, Minggu (1/06/2020). Akibat penganiayaan ini, Sintong Manalu mengalami luka-luka dan lebam di sekujur badan. Sintong harus mendapat tiga jahitan di bagian dahi.
Tidak itu saja, istri korban Pestauli Simanjuntak, tak urung dari sasaran pemukulan. Telepon selular miliknya juga dirampas dan dihempaskan oleh pelaku ke jalan hingga mengalami kerusakan.
Dalam aksi tidak terpuji oleh kepala desa, ia dibantu oleh anaknya. Itu sebabnya anak kepala desa ikut juga dilaporkan.
Kejadian bermula saat hendak menagih uang yang dipinjamkan oleh rekan istrinya, urai Sintong, sempat terjadi cekcok. Sejurus kemudian, istrinya dicakar dan dicekik oleh pelaku hingga mengalami luka.
Tak terima atas kejadian yang dialami istrinya, mereka kemudian melaporkan kejadian ini ke kantor polisi.
Usai melapor dan hendak kembali ke rumah, dari sinilah awal timbul persoalan. Dalam perjalanan, pasangan suami istri ini dihadang oleh Kepala Desa Hutajulu, Dewasa Manalu. “Mengapa kau tiba-tiba melapor ke polisi? Mengapa tidak melapor kepada saya dulu,” ujar Sintong, meniru ucapan Dewasa Manalu.
Saat tengah menjelaskan kejadian yang dialami istrinya tersebut, tiba-tiba sang kepala desa tersebut menghajar Sintong. Mendapat serangan seperti itu, Sintong pun tak berdaya.
Beberapa pukulan menghunjam wajah dan tubuhnya. Sang anak kepala desa yang berada di lokasi kejadian juga tak mau ketinggalan. Ia ikut membantu orang tuanya memukuli Sintong.
Seorang saksi mata yang melihat kejadian, Jeki Manalu, mengatakan dirinya berupaya melerai aksi pengeroyokan itu. “Saya tidak bisa melerai karena ada dua orang yang memukul. Saat saya coba pisahkan yang satu, tapi yang satu lagi langsung memukul,” jelas Jeki.
Sayapun turut menjadi korban pemukulan saat mencoba melerai pengeroyokan itu,” ujarnya.
Ia menambahkan ada satu rekannya yang mecoba ikut melerai. Tapi karena ikut dipukul, rekannya tersebut kemudian mundur.
Salah seorang anak Sintong Manalu (korban), Ali Berto Manalu mengecam keras perilaku tidak terpuji yang dipertontonkan kepala desa Hutajulu. Sebagai kepala desa, katanya, seharusnya memberi contoh yang baik kepada warga.
Ia menilai, ada dugaan indikasi bahwa oknum kepala desa ini melakukan kesewenang-wenangan karena merasa sebagai kepala desa. “Sebagai pejabat di desa jangan bersifat arogan, jangan mentang-mentang,” tegas Ali Berto.
Terkait kasus ini, ia berharap agar aparat penegak hukum bertindak adil dan profesional dalam menangani kejadian yang menimpa kedua orangtuanya.
“Ini jelas unsur pidananya. Kejadian pemukulan juga disaksikan oleh banyak warga Desa Hutajulu, Kecamatan Parmonangan,” pungkasnya.
Pewarta: Tamson
Editor: Baringin