oleh

Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan meninjau PT Bintan Alumina Indonesia

Luhut Panjaitan (tengah) dan Edhi Prabowo (kanan) saat wawancara awak media (f-ringgo)

Bintan (KEPRI)-Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves) RI, Luhut Panjaitan beserta Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Edhi Prabowo tiba di Kawasan Ekonomi Khusus Galang Batang, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, Kamis (2/7) pagi.

Kunjungan ini untuk meninjau pembangunan smelter alumina dengan kapasitas 2 juta ton.

Direktur Utama PT Bintan Alumina Indonesia, Santoni (tengah)

Menteri Luhut Panjaitan mendapat penjelasan dari Direktur Utama PT Bintan Alumina Indonesia (BAI) yang juga selaku Badan Usaha Pembangun dan Pengelola (BUPP) KEK Galang Batang, Santoni tentang progres pembangunan smelter yang sudah mencapai 62 persen. Akhir tahun 2020 diharapkan akan terealisasi progres pembangunan smelter yang bisa mengolah 1 juta ton bijih bauksit.

Luhut Panjaitan mengatakan turunan dari bijih bauksit ini banyak sekali, selain menjadi alumunium juga bisa untuk tekstil, badan pesawat, baja ringan dan lain sebagainya,” ucap Luhut usai meninjau Kawasan Ekonomi Khusus Galang Batang.

Disinggung mengenai TKA Tiongkok, Luhut Panjaitan mengatakan mereka (TKA) mengerjakan hal-hal yang bersifat teknis, seperti pemasangan alat-alat smelter yang belum bisa dikerjakan tenaga lokal.Sedangkan untuk pekerjaan lain di KEK Galang Batang ini seperti jalan, bangunan dilakukan tenaga lokal semua.

“Apabila smelter ini sudah siap seratus persen dengan kapasitas 2 juta ton akan menyerap tenaga lokal sebanyak 20 ribu orang,” ujarnya.

Luhut Panjaitan mengatakan keberadaan TKA asal Tiongkok yang saat ini bekerja bukan hanya di KEK Galang Batang saja, di Morowali juga ada. Keberadaan mereka melakukan pekerjaan yang sifatnya belum bisa dikerjakan tenaga local.

“Bukan berarti tenaga lokal tidak dilibatkan, mereka selalu mendampingi untuk persiapan apabila pekerjaan selesai dan TKA tersebut pulang maka tenaga lokal tersebut sudah siap. Jadi keberadaan TKA Tiongkok ini lebih banyak di politisir.

Selain meninjau pebangunan smelter, Luhut Panjaitan juga melihat waduk Galang Batang, pembangunnan tenaga listrik 2.850 megawat dan fasilitas pendukung lainnya. (* )

Editor: 7ringgo