Medan (SUMUT)-Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) sebagai lembaga independen di bidang Perlindungan Anak yang diberikan tugas oleh Pemerintah dan stakeholder perlindungan Anak untuk memberikan pembelaan dan perlindungan anak di Indonesia, berharap kepada kepemimpinan hasil Sinode Godang Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Tahun 2020 menetapkan Komisi Perlindungan Anak menjadi sayap organisasi secara struktural di tubuh HKBP, karena masa depan HKBP berada ditangan anak-anak kita khususnya anak usia sekolah Minggu.
Demikian juga dengan posisi perempuan HKBP. Perempuan HKBP juga harus menjadi organisasi perempuan yang kuat dan ditempatkan sebagai organisasi perempuan yang melekat secara struktural di tubuh HKBP sebagai organisasi yang turut serta dilibatkan dalam pengambilan keputusan dalam tubuh HKBP, bukan sekedar organisasi yang ditempat dalam kategorial perempuan. Padahal jemaat perempuan HKBP lah yang mempunyai andil besar dalam setiap pelayanan HKBP, dan menjadi ujung tombak dan garda terdepan dalam menghadapi masalah dan kemelut di tubuh HKBP mulai dari tingkat jemaat, Resort, Distrik dan tingkat Pusat, perempuan jemaatlah yang selalu bamper dan menjadi garda terdepan. Lalu Pertanyaannya mengapa Keberadaan anak dan perempuan di tubuh HKBP terpinggirkan?..
Harapan Komnas Perlindungan Anak dan untuk kepentingan masa depan HKBP, pada Sinode Godang HKBP 2020, Organisasi Perempuan dan Anak sudah patut ditetapkan dalam Sinode Godang itu menjadi organisasi struktural dalam sayap dan tubuh HKBP yang kuat setara dengan organisasi perempuan yang ada dalam tubuh organisasi Islam seperti Muhamadyah dan Nadatul Ulama ( NU). Organisasi Perempuan HKBP hendaknya seperti Patayat NU dan Aisyah.
Demikian juga dengan keberadaan anak-anak dalam organisasi HKBP. Kepentingan Anak hanya diakomodiir dalam kegiatan Sekolah Minggu dalam bentuk kategorial saja. Padahal anak-anak HKBP dapat dipastikan menjadi kader penerus HKBP. Jika anak-anak jemaat masa depan tidak dipersiapkan dengan maka dimungkinkan anak-anak khususnya anak usia remaja akan meninggalkan basisnya.
Untuk itu, demi kepentingan terbaik anak dan keberlanjutan masa depan HKBP, tidaklah berlebihan dan sudah tiba saatnya pula Sinode Godang HKBP 2020 selain memilih dan menetap pimpinan HKBP juga diharapkan menetapkan Kategorial Sekolah Minggu (SM) menjadi organisasi Anak yang melekat secara struktural ditubuh organisasi HKBP sehingga dalam kepemimpinan Departemen yang terpilih nanti sunguh-sungguh memprioritas pelayanan anak dan perempuan sebagai basis masa depan HKBP.
Dimasa era digital dan globalisasi informasi yang sedang berkembang dan menjadi tantangan bagi jemaat HKBP saat ini, HKBP masa depan dan kepemimpinan yang akan terpilih menjadi pemimpin (uluan) HKBP mulai dari Uluan Resort, Distrik dan Kepemipinan HKBP secara Kolegal di tingkat Pusat harus mampu menyuarakan kenabiaannya dan menjadi tangan Tuhan sebagai saluran berkat bagi bangsa di dunia dan mesti menjauhkan kepemimpinan HKPB yang haus dari Kekuasaan dan Uang.
Kepimpinan HKBP masa depan harus profesional dan harus pula mempunyai posisi tawar yang kuat dalam bidang politik, ekonomi, sosial, hukum dan Hak Asasi Manusia di negeri ini. Sehingga posisi HKBP diperhitungkan setara dengan organisasi ke agamaan lainnya di Indonesia. Demikian disampaikan oleh Aris Merdeka Sirait Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak kepada sejumlah media di Medan, Minggu 06 Desember 2020.
Lanjut Arist dalam keterangan persnya, Sinode Godang 2020 yang akan berlangsung di Sipoholon, Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara Tanggal 10-13 Desember 2020 akan memilih dan menetapkan Ephorus, Sekretaris Jenderal, Tiga Pimpinan Departemen dan 33 Praeses HKBP yang akan ditempatkan dan bertugas kemudian di masing-masing Distrik di Indonesia.
Oleh sebab itu, janganlah kita memilih dan menetapkan calon pimpinan seperti memilih kucing dalam karung, tetapi marilah kita Martonggo (berdoa) untuk RBB sehingga masa depan anak dan perempuan HKBP sungguh menjadi basis kekuatan HKBP di masa depan.
Harus diingat pula, bahwa dalam setiapkali Yesus melakukan pelayanannya ditengah-tengah masyarakat selalu melibatkan dan mengikutsertakan anak-anak.
Dengan demikian, untuk mempersiap masa depan dan kepemimpinan HKBP yang peduli anak dan perempuan sebagai keberlanjutan HKBP di masa datang dan tidak melakukan pendekatan kekuasaan dan uang dalam pelayanannya, Komnas Perlindungan Anak berharap Sinode Godang HKBP dapat memilih pimpinan HKBP 2020-2025 yang mempunyai visi dan misi yang mampu mengusung tugas pelayanannya di tengah-tengah jemaat untuk menyuarakan suara anak dan perempuan, suara kenabiannya
Serta menjadi Berkat Bagi Bangsa di Dunia. Sekali lagi mari Martonggo untuk RBB 2020-2025. (Art)
Komentar