Bintan (KEPRI)-Kepala Desa Toapaya Selatan, Suhenda menggelar panen perdana Sorgum (jagung gembal) di Desa Toapaya Selatan, Kabupaten Bintan, Rabu (6/1/2021).
Diketahui, Sorgum adalah tanaman serbaguna yang dapat digunakan sebagai sumber pangan, pakan ternak dan bahan baku industri.
Kepala Desa Toapaya Selatan, Suhenda, mengatakan, panen sorgum di atas lahan seluas 4 hektare merupakan salah satu upaya memperkenalkan tanaman pangan alternatif kepada masyarakat, panen ini adalah hasil penanaman perdana sorgum tersebut pada bulan oktober 2020 lalu milik kantor desa Toapaya Delatan,” ucap Suhenda kepada awak media, Rabu (6/1/2021).
“Sorgum mampu menjadi percontohan alternatif pangan sehat pengganti beras, mengingat tanaman ini memiliki ketahanan di atas rata-rata dibandingkan tanaman pangan lainnya dengan kondisi lahan yang kering Sehingga sorgum cocok untuk mengefektifkan lahan kering di Toapaya Selatan ini,” terannya.
Hasil panen perdana tersebut rencananya akan dijadikan benih pengembangan tanaman sorgum berikutnya, baik di wilayah Toapaya Selatan maupun luar daerah, di Toapaya Selatan ini sendiri ditargetkan jatah pengembangan sorgum seluas 4 hektare.
“Ini akan kami jadikan benih, karena kelasnya tinggi, benih ini akan digunakan untuk menyuplai kebutuhan nanti sebagian juga akan kami link-kan pengembangan ke daerah luar,” ujarnya.
Beliau berharap para petani di wilayah kabupaten Bintan ada yang berinisiatif mengembangkan secara mandiri atau dengan dukungan pihak swasta, dengan demikian dapat segera terealisasi.
Kemarin ada yang mau ambil tapi kami peruntukan sebagai benih dulu, Kami harap ini bisa disebar dulu sehingga di Bintan ini menjadi kawasan Sorgum. Perlu dukungan Pemerintah Daerah yang memiliki wilayah.
Sorgum yang dipanen di atas lahan seluas 4 hektare ini hasilnya lumayan memuaskan, selain digunakan untuk pembenihan hasilnya nanti juga bisa dicoba untuk diolah dan dikonsumsi, dan pihaknya menjamin petani agar tidak khawatir lagi terkait pasar.
Tanaman yang biasa disebut masyarakat dengan jagung gembal ini merupakan tanaman ikon yang juga disebut tanaman herbal Sehingga di Toapaya Selatan tentu sangat berpotensi untuk dilakukan pengembangan di seluruh kabupaten Bintan.
Untuk menutupi biaya produksi tersebut ia berharap hasil panen diserap dengan harga Rp 6.000 per kilogram.
Suhenda mengakui, baru pertama kali mencoba menanam sorgum karena dari segi perawatan lebih mudah, dan tanaman sorgum lebih tahan terhadap kondisi tanah kering. Karena ini lahannya kurang air, sorgum ini kuat tahan panas, proses perawatan sorgum lebih mudah,” tutupnya. (Rd )