Tanjungpinang (KEPRI)-Di era industri 4.0, pemanfaatan teknologi bukan lagi menjadi pilihan. Hal ini menjadi esensial diadaptasi oleh seluruh lapisan masyarakat, tak terkecuali Usaha Kecil Menengah (UKM).
Pasalnya, tak sedikit pelaku UKM yang berujung pada kebingungan dihadapkan dengan sarana penjualan online.
Oleh karenanya diperlukan dukungan dari berbagai pihak untuk mendorong UKM sebagai motor penggerak ekonomi bangsa agar mampu pasarkan produknya di ranah online.
Mendukung UKM Tanjungpinang bersaing di dunia digital, JNE mengadakan gelaran webinar JNE Ngajak Online 2021-Goll…Aborasi Bisnis Online 2021 Kota Tanjungpinang.
Melalui webinar online ini diharapkan UKM di Indonesia, khususnya di Tanjungpinang dapat mengembangkan kemampuan bersaing di dunia digital, baik dalam skala nasional dan global.
Lebih dari 170 pelaku UKM Tanjungpinang hadir pada diskusi virtual ini, bertukar pikiran mengenai strategi bertahannya bisnis di tengah pandemi dan setelah masa krisis.
Edwina Yudianti selaku Head of North Sumatra Region JNE membuka perhelatan dengan meyakini UKM akan mampu melebarkan sayapnya hingga pasar mancanegara, tentunya dengan digitalisasi dan pemanfaatan sarana penjualan digital.
Hadir pula Branch Manager JNE Tanjungpinang, Wilia Octadina yang menilai dengan tagline JNE yaitu Connecting Happiness, JNE berupaya untuk terus mengantarkan kebahagiaan termasuk dengan berbagai kegiatan sosial seperti bantuan sembako, pembangunan fasilitas publik, dan lain sebagainya.
Menyadari pentingnya ekspedisi dalam keberlangsungan usaha, berbagai program layanan pengiriman tentu menjadi nilai tambah yang bisa dipertimbangkan pegiat UKM dalam rangka meningkatkan efektivitas transaksi jual beli.
“JNE Tanjungpinang siap berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk memberikan solusi bagi para UKM.”, Ucap Wilia Octadina selaku Branch Manager JNE Tanjungpinang, (22/10/21).
Dalam mencapai tujuan tersebut, Wilia mengungkap terdapat berbagai upaya dari JNE seperti dihadirkannya promo ongkos kirim berkala bagi UKM, gratis ongkir, Cash on Delivery (COD), dan jemput paket tanpa minimal berat.
Mewakili para pegiat UKM Tanjungpinang, hadir Ir. Kartika Kusumastuti selaku owner Citra Sari, dan Tyas Susilowati selaku owner Melajoe Batik. Kedua wanita ini kemudian mengungkap kisahnya pertahankan bisnis dengan digitalisasi.
“Kalau kita mau memenangkan pasar, kita harus punya pembeda. Menurut pengamatan saya kue tradisional memiliki daya tarik tersendiri, banyak penggemar dari berbagai usia.”, ujar Kartika yang telah menekuni usaha kulinernya sejak 19 tahun silam.
Tak lekang oleh pandemi, Kartika terus membangun usaha dengan kolaborasi. “Kami bekerja sama dengan berbagai pihak yang awalnya tidak terpikir sama sekali. Salah satunya kita mengolah healthy food. Ini kami bekerja sama dengan klinik, tentunya menimbulkan pasar baru. Pandemi ini justru kita banyak waktu untuk mau eksplor potensi diri sehingga yg belum pernah kita garap dapat pangsa pasar yang baru,” ungkapnya.
Bagi Kartika, inovasi-inovasinya terus beriringan dengan branding di ranah digital baik melalui sosial media dan marketplace.
Hal ini sejalan dengan kisah Tyas Susilowati pendiri Melajoe Batik. Kreativitas dan filosofis menjadi dua hal yang lekat dengan pendirian Tyas membangun usaha batiknya.
Bermula dari keprihatinan Tyas melihat minimnya batik khas Tanjungpinang yang diketahui khalayak luas, Tyas menyampaikan inovasi kepada pemerintah daerah dengan menawarkan motif batik produksinya sendiri yang khas dengan kearifan melayu. Siapa sangka, keberaniannya mendatangi pemerintah didukung hingga akhirnya menjadi salah satu pedagang batik tersohor di Tanjungpinang.
“Ini soal bagaiamana cara mengimplementasikan isi pikiran kita ke selembar kain. Setiap kain selalu saya trademark Melajoe Batik. Saya ingin batik di tanah melayu ini berlari, tidak hanya motif itu-itu saja,” ucap Tyas.
Begitu mendapati makna filosofis tiap motif batiknya, Tyas lantas fokus menjajakan Melajoe Batik melalui sosial media. “Kanal digital saya akui sangat bermanfaatkan sekali, 70% saya berjualan via online. Caranya dengan menyebarkan testimoni. Semuanya kami screenshot, mulai dari percakapan di instagram, pesanan orang, lalu kita sebarkan. Disinilah letak jual belinya. Orang tertarik dan percaya bahwa produk tersebut memang ada”, tukas Tyas.
Kaitannya dengan pemanfaatan pemasaran digital, Tyas menyatakan “Kita harus banyak berlajar dengan yang muda-muda, tidak hanya dari followers nya saja yang banyak tapi bagaimana cara menyajikan produk tersebut agar bisa diterima oleh teman semua sesuai dengan kebutuhan. Caption juga mempengaruhi, kalau bisa dijelaskan filosofi motifnya. Jadi orang tahu dia beli motif apa.”, tambahnya menutup gelaran JNE Ngajak Online.
Sebagai informasi, Tanjungpinang merupakan kota ke-55 dari gelaran webinar JNE Ngajak Online 2021 – Goll…Aborasi Bisnis Online 2021 yang sebelumnya telah dilakukan di Tasikmalaya. Gelaran webinar ini turut hadir dalam rangka memperingati hari jadi kota Tanjungpinang yang ke-20 pada 17 Oktober 2021. Setelah Kota Tanjungpinang, gelaran roadshow ini akan kembali hadir di Kota Pontianak pada 25 Oktober 2021. Roadshow di 60 kota di seluruh Indonesia, JNE Ngajak Online 2021 dimulai pada 26 Januari 2021 di Samarinda dan akan berakhir pada 29 Desember 2021 di Ternate. (Red)