oleh

Kritik Sastra Objektif “Gendut Siapa takut?!”

ORIENTASI

Gendut? Siapa Takut! merupakan adaptasi dari novel berjudul sama karya Alnira. Menurut produser Rajesh Kewalram Jagtiani, film ini mengangkat tema seputar body positivity yang telah dipersiapkan matang. Film ini juga menjadi ajang comeback bagi Marshanda yang sudah empat tahun tidak bermain film layar lebar. Produksi Spektrum Film yang tayang serentak pada 22 September 2022 ini oleh LSF diklasifikasikan untuk penonton usia 13 tahun ke atas.

ISI

Moza Aphrodite (Marshanda), penulis novel berbadan gemuk, selalu ceria dan percaya diri. Karena usianya hampir 30 tahun, Moza selalu dituntut untuk segera menikah oleh Ibu (Cut Mini). Pada suatu hari Moza bertemu Nares (Wafda Saifan Lubis), teman masa kecil yang paling dibencinya. Nares ingin meminta maaf sekaligus memperbaiki hubungannya dengan Moza. Pada saat bersamaan, Moza juga tengah menjalin kedekatan dengan sutradara terkenal bernama Dafi (Marthino Lio). Moza pun terjebak di antara dua cinta yang membingungkan, teman masa kecil atau pria yang baru dikenalnya?

Kelebihan dari film ini adalah, disini tokoh utama (Moza) atau wanita yang bertubuh gemuk sangat diperhatikan di film ini. Ia menjadi penulis novel yang terkenal, dan juga ia dicintai oleh teman kecilnya yang sangat ia benci. Film ini juga sangat menginspirasi wanita-wanita diluar sana yang memiliki postur tubuh yang gemuk untuk mencintai diri sendiri dan juga berhak untuk dicintai oleh lelaki yang benar-benar mencintainya.

Tetapi, disaat ada kelebihan disitulah terdapat kekurangannya juga. Pada film tersebut, sang orangtua ingin anaknya segera menikah, dikarenakan usianya yang sudah hampir masuk 30 tahun. Pada hakikatnya, manusia hanya makhluk Tuhan yang takdirnya telah ditentukan. Dan juga kita tidak bisa menjalani hidup ini sesuai dengan yang kita inginkan.

REORIENTASI

Dari film ini, banyak pelajaran yang bisa kita ambil. Salah satunya bagi saya sendiri yang memiliki postur tubuh yang gemuk. Bahwa, semua orang bisa menjadi apapun. Contohnya si Moza pada film ini, ia bisa menjadi penulis novel yang terkenal. Ia juga selalu percaya diri dan aktif dalam melakukan kegiatan. Dan sejatinya manusia, pasti ada rasa mencintai dan ingin dicintai oleh seseorang. Dan juga pada film ini, peran keluarga atau orangtua juga sangat penting. Sebagai orangtua, apapun yang terjadi pada anak, harus selalu memberinya dukungan yang baik.

Dan saran saya untuk film-film seperti ini harus dibanyakkan lagi produksinya, agar para penonton khususnya yang malas-malasan dalam olahraga, pekerjaan, yang dikarenakan mempunyai postur tubuh yang besar. Agar mendapatkan motivasi dan ada semangat untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi kedepannya.

Oleh:
Yulia Niken Febriani
Mahasiswi: Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Maritim Raja Ali Haji