Tanjungpinang – Sekretaris Demokrat Kepri Husnizar Hood berang terkait statement Staf Gubernur Kepri, Ahar Sulaiman yang menyebut nama Agus Wibowo akan ditarik dari pencalonan Wakil Gubernur (Wagub), dengan membawa-bawa nama partai pengusung Sanur lainnya.
Pernyataan Ahar pun dinilai sebuah upaya membenturkan Demokrat dengan empat partai pengusung, karena melegitimasikan sendiri sebuah keputusan yang belum pernah ada.
“Saya minta Pak Ahar Sulaiman sebagai Staf Gubernur Kepri, juga senior saya (di dunia politik,red) untuk tidak membenturkan Demokrat terhadap sesama partai pendukung. Kalau ada hal penting dibicarakan panggil kami (partai pengusung) untuk duduk satu meja. Tak perlu buat stagment yang justru membuat kegaduhan,” tegas Husnizar, yang juga wakil ketua DPRD Kepri ini, dengan nada geram.
Hal itu disampaikan dalam sebuah pers release di kede kopi Pelaut, Km 8 Atas, Tanjungpinang, Rabu (13/9) sore. Ia didampingi beberapa tokoh masyarakat salah satunya Raja Mansyur Razak, ketua Garda Fisabilillah.
Kemarahan Husnizar dan partai Demokrat bukan tanpa alasan. Agus Wibowo, nama yang disebut Ahar bakal ditarik dari pencalonan Wagub Kepri adalah kader Demokrat. Agus menjabat ketua Demokrat Bintan, yang juga Wakil Ketua DPRD di kabubaten itu.
Husnizar menjelaskan penetapan dua nama, yakni Isdianto dan Agus Wibowo sebagai calon Wagub Kepri sudah melalui proses ditingkat partai pengusung. Kedua nama itu disepakati dalam pertemuan para pimpinan partai pendukung, pada (27/12/2016), di Graha Pena, Batam.
Yang hadir saat itu, sebut Husnizar, Gubernur Kepri, Nurdin Basirun (Nasdem), Apri Sujadi (Demokrat) dan beberapa petinggi partai pengusung Sanur, “Pak Gubernur sendiri yang memimpin rapat saat itu, dan para petinggi partai pendukung Sanur ikut menandatangani berita acara penetapan kedua nama calon tersebut,” ungkapnya.
Jadi, tegas Husnizar, penetapan dua nama itu hasil kesepakatan partai-partai pengusung Sanur, “Bukan datang begitu saja, yang jatuh dari langit,” tegasnya.
Setelah diputuskan, baru kemudian disampaikan kepada Gubernur Kepri untuk selanjutnya diajukan ke DPRD Kepri lewat Pansus Pemilihan Wagub Kepri.
Dua nama itu pun sudah diajukan ke Pansus yang kini telah berproses hingga ke tangan Panitia Pemilihan (Panlih) Wagub Kepri.
Jika tak salah, sambung Husnizar, mungkin Senin depan, Panlih akan memanggil kedua calon berkaitan kelengkapan berkas persyaratan sebagai calon.
“Pak Sulaiman harap bersabar lah, ‘puasa’ dulu berkomentar. Jangan membuat opini yang bisa memperkeruh suasana. Proses pengisian jabatan Wagub sudah berjalan sesuai mekanisme,” sindir Husnizar.
Ia meminta agar Panlih diberikan kesempatan bekerja sesuai tata tertib (Tatib) pemilihan Wagub Kepri. Biarkan Panlih yang memverifikasi berkas calon. Kalau salah satu atau kedua calon ditolak, memang itu domain Panlih, tentu dengan alasan-alasan yang bisa dipertanggungjawabkan.
“Bukan seenaknya bisa menarik nama seseorang begitu saja. Saya tegaskan, Pak Gubernur sendiri tidak bisa menarik nama yang sudah diajukannya, karena sudah tercatat dilembaran daerah. Lalu, apa kapasitas Pak Ahar menyatakan penarikan berkas seorang calon,” katanya.
Ketua Garda Fisabilillah, Raja Mansyur Razak juga mempertanyakan hal sama. “Pak Ahar adalah politisi senior di Kepri, juga berlatar hukum, tentu beliau paham betul soal aturan dan mekanisme pemilihan,” kata mantan Anggota DPRD Tanjungpinang itu.
Ia berharap semua pihak mendukung kerja Pansus maupun Panlih agar pemilihan Wagub Kepri segera terlaksana. “Saat ini masyarakat Kepri menginginkan adanya Wakil Gubernur-nya. Jangan ada lagi pihak-tertentu yang ingin menggagalkannya, karena akan berhadapan dengan masyarakat,” Mansyur Razak mengingatkan. (Tigor)
Komentar