oleh

Pulau Terluar di Kabupaten Anambas Belum Bisa Menikmati Jaringan Telekomunikasi

Tarempa (f-kdn)

Palmatak, Anambas (KEPRI)-Akses telekomunikasi tidak hanya hak penduduk perkotaan. Penduduk pedesaanpun membutuhkan akses telekomunikasi dan bahkan internet yang lancar.

Badan Aksesibilitas Telekomunikasi Indonesia (BAKTI), sebuah badan eksekutor di bawah naungan Kemenkominfo, yang mengurus masalah ini.

Namun hal ini tidak untuk Desa Teluk Bayur Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau. Salah satu kabupaten terluar Indonesia, sampai saat ini masyarakat di desa tersebut belum bisa menikmati jaringan seluler sinyal atau blank spot di era secangih ini.

Hal ini dikeluhkan oleh beberapa tokoh masyarakat Desa Teluk Bayur, bagi kami hanya mengaharapkan Pemerintah Kabupaten Anambas dan Dewan Perwakilan Rakyat dan Dinas terkait punya solusi untuk kami yang belum menikmati layanan sinyal telefon maupun sinyal internet, padahal sudah hampir 11 tahun terbentuk Kabupaten Kepulaun Anambas jaringan sinyal telefon atau internet belum bisa kami nikmati layaknya seperti desa lain di kabupaten ini,” keluh masyarakat Desa Teluk Bayar.

Bahkan, Kepala Desa Teluk Bayur di sela-sela kesibukanya juga angkat bicara dan menuturkan, betul bang di desa ini belum bisa mengakses sinyal handphone apalagi internet, sinyalnya bentar ada sembentar hilang itu yang kami rasakan saat ini, hanya bergantung pada jaringan telkomunikasi tower di air asuk dan Wifi yang ada di sekolah dasar, numpang-numpang jika kita ada kerja dikantor desa. Memang, beberapa waktu lalu ada pihak terkait menyurve,  paling tidak ada wacana bisa memasang tower sinyal permanen, agar kami lebih mudah bekerja dipemerintah desa teluk bayur ini sendiri, apalagi saat sekarang semua berbasis online jadi kami agak kerepotan dengan tidak adanya sinyal ini.

Ditempat terpisah, Kapala Dinas Kominfo Kabupaten  Kepulauan Anambas, Jefrizal saat dihubunggi oleh awak media www.seputarkepri.co.id via selulernya Sabtu (15/6) kemarin menjelaskan, Untuk masalah desa teluk bayur memang kita sudah membangun tower bantuan di desa piasan melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi Indonesia (BAKTI), saat ini sudah aktif namun jaringan sinyal agak sulit diakses itu disebabkan terhalang oleh  bukit dan gunung, dan juga ini bukan kewenangan kami dipihak pemerintah kabupaten/kota maupun provinsi untuk mempercepat pembangunan tower, semua kewenangan pemerintah pusat ke pihak operatornya.

Kalau dilihat dari perhatian pemerintah untuk saat ini sudah luar biasa dan bermacam-macam upaya yang dilakukan dari upaya tersebut sudah berhasil namun belum meyeluruh mendapatkan akses sinyal. Dari Tahun 2016 sampai 2019 ini peningkatan trek trapik untuk di Anambas sendiri sudah luar biasa, desa teluk bayur itu sudah diusulkan rencana akan dipasang tower untuk perbatasan, cuma semua usulan kita belum terakomodir semua, dan kita akan meminta ke operator untuk meningkatkan layanannya mengunakan bigbond plaparing.

Seperti upaya kita yang terakhir ini, cara kita mendekatkan keoperator dan menyampaikan ke kementrian kominfo, pulhukam bagai mana pelayanan untuk ini terpenuhi sampai kepelosok anambas ini tersentuh sinyal.

Melalui upaya kita ini keoperator sehingga rencananya pihak operator melalui moratel akan membangun tower digunung kute tersebut dan rencananya juga akan menggandeng pihak XL melaui moratel ini akan menghubungkan ke Pulau Letung, Jemaje yaitu di batu berapit itu rencananya juga akan di bangun tower. Kenapa harus demikian itu karena jaringan mengunakan radio untuk biaya operator murah harus mengambil bigbond plaparing  yang ada di Tarempa, salah satunya mereka akan membangun dua tower ini untuk mengembang dan memperluas jaringan hingga kepelosok – pelosok yang bertujuan agar bisa mengakses jaringan internet dan bisa menunjang kenerja perangkat desa dan juga disekolah.

Editor: Kadeni Razak

 

Komentar

News Feed