Pematangsiantar (SUMUT)-Peta politik di Indonesia memang cukup dinamis. Gambaran itu semakin kentara di saat menjelang perhelatan akbar pemilihan kepada daerah (Pilkada) tahun 2024 serentak yang tinggal menghitung hari
Berbagai dinamika pun terjadi. Tidak hanya di level calon gubernur, di pencalonan walikota dan bupati pun, semua cara acap kali dianggap sah-sah saja Misalnya saja persoalan seorang kader partai, justru maju kontestasi atas dukungan dan rekomendasi partai lain yang bukan menaunginya.
Fenomena ini pula yang tampak jelas dalam Pilkada Kota Pematangsiantar, saat seorang kader Nasdem loyalis bernama Ade Sandrawati Purba, justru maju dalam pesta demokrasi kali ini.
Mendampingi calon Wali Kota Pematangsiantar Mangatas Silalahi, perempuan 50 tahun yang sejak lama sudah berkecimpung di dunia politik ini, justru menjadi Calon Wakil Wali Kota Pematangsiantar atas rekomendasi Partai Golkar, Perindo, PSI dan Partai Buruh.
Pasangan calon Wali Kota Pematangsiantar Mangatas dan calon Wakil Wali Kota Pematangsiantar Ade Sandra resmi mendaftar ke KPU Kota Pematangsiantar pada Rabu, 28 Agustus 2024 kemarin, atau persis di hari kedua pembukaan pendaftaran paslon kepala daerah.
Kabar majunya Ade Sandra yang bukan di usung partai pimpinan Surya Paloh itu pun membuat heboh Sumatera Utara. Apalagi pada Pemilu yang baru saja berlalu, Ade tercatat sebagai Caleg Partai Nasdem untuk DPRD Sumut, meski ia gagal meraih kursi.
Untuk mengetahui langkah politik wanita yang juga tercatat sebagai Majelis Etik PP Ikatan Wartawan Online (IWO) tersebut, awak media coba melakukan konfirmasi langsung kepadanya.
Bahkan dengan tegas Ade Sandra mengatakan, sampai saat ini ia masih tercatat sebagai kader setia Nasdem.
“Secara tegas saya katakan bahwa sampai detik ini saya masih kader Loyalis Nasdem dan tidak ada niat saya untuk keluar atau keragu-raguan untuk tetap berada di partai tempat saya bernaung. Bahkan saya masih duduk sebagai Ketua Gerakan Wanita (Granita) Sumut yang merupakan sayap partai,” ucapnya ketika ditemui di Medan, Jumat (30/8/2024).
Namun saat disinggung soal jalan yang dipilihnya dianggap melawan arus, mengingat Nasdem sendiri telah mengusung pasangan Wesly Silalahi-Herlina, meski Wesly merupakan kader PDI Perjuangan.
“Prinsipnya sebagai seorang kader, saya tunduk kepada aturan partai. Kalau masalah rekomendasi untuk Paslon Wali kota dan Wakil Wali kota di Siantar ini, mungkin Nasdem punya pandangan politik yang berbeda, tentu saya tidak bisa memaksakan itu,” sebutnya.
Di sisi lain Ade Sandra juga menyampaikan, hal ini cukup menjadi bukti bahwa dinamisnya roda politik di tanah air, sehingga tidak ada lagi narasi-narasi negatif yang merugikan pihak mana pun.
“Hal-hal seperti ini pastinya menjadi pelajaran paling berharga bagi siapa pun politisi. Karena memang beginilah faktanya, tidak perlu juga saling menyalahkan,” pungkasnya. (IWO)
Komentar